Menakar Sportifitas dan Kelapangan Dada dalam Sebuah Event Lomba: Refleksi Pasca Lomba MAPSI Jawa Tengah
Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islmai (MAPSI) jenjang SMP baru saja selesai dengan berbagai dinamika yang ada. Lomba MAPSI adalah sebuah event kompetisi yang melibatkan siswa dan siswi dalam mata pelajaran dan seni yang berkaitan dengan Islam. Selain bersaing untuk meraih prestasi akademis dan seni, MAPSI juga menyediakan peluang untuk memperkuat nilai-nilai silaturahim, yang merupakan aspek penting dalam ajaran Islam.
Lomba MAPSI yang diikuti oleh pelajar SMP dari kabupaten/kota di seluruh Jawa Tengah merupakan event yang dapat memperkuat nilai-nilai silaturahim, yang merupakan aspek penting dalam ajaran Islam. Ini menciptakan peluang untuk berinteraksi dengan sesama, belajar dari orang lain, dan membangun hubungan yang berkelanjutan, sekaligus meraih prestasi dalam mata pelajaran dan seni Islami.
Lomba MAPSI selain menjadi ajang untuk mengukur prestasi, juga merupakan wadah untuk menguji sportifitas dan kelapangan dada dalam kompetisi. Lomba ini tidak hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana kita bersaing dengan etika yang baik, dan bagaimana kita merespons hasil lomba, baik itu kemenangan atau kekalahan.
Sportifitas dalam Kompetisi
Sportifitas adalah salah satu aspek terpenting dalam sebuah kompetisi. Ini mencakup perilaku fair play, etika, dan sikap positif selama berkompetisi. Dalam event seperti Lomba MAPSI, sportifitas mengacu pada cara peserta bersaing dengan menghormati lawan, juri, dan aturan perlombaan. Saat berpartisipasi dalam Lomba MAPSI Jawa Tengah, penting untuk merenung tentang bagaimana kita menunjukkan sportifitas.
Beberapa pertanyaan yang bisa kita pertimbangkan meliputi: Apakah kita berlomba dengan etika yang baik, menghormati aturan, dan menghindari kecurangan?; Bagaimana kita merespons keberhasilan dan kegagalan? Apakah kita mampu menerima keputusan juri dengan lapang dada? Apakah kita memberikan dukungan kepada lawan yang mungkin mengalami kesulitan? Apakah kita mampu menjaga emosi dan perilaku positif bahkan dalam situasi kompetitif?
Dalam Islam, sportifitas sejalan dengan ajaran-ajaran etika Islam, yang mencakup adil, menghormati lawan, dan menjunjung tinggi moralitas. Dalam kompetisi, peserta dihimbau untuk bersikap adil dan jujur, serta menerima kemenangan atau kekalahan dengan lapang dada. Allah Swt telah berfirman dalam Q.S. Al Hujurat/49: 11: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi (yang diolok-olok itu) lebih baik dari mereka. Dan jangan pula wanita (yang lain) mengolok-olok wanita (yang lain), boleh jadi (wanita yang diperolok-olok itu) lebih baik dari mereka. Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”
Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya menghormati dan tidak merendahkan orang lain, bahkan jika mereka dianggap lebih rendah. Dalam kompetisi, ini berarti menjunjung tinggi lawan dengan hormat dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan.
Dalam ayat lain Allah Swt juga berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi kaum yang benar-benar menegakkan (kebenaran), menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri, atau ibu bapak dan karib-kerabatmu.” (Al Maidah/5: 8)
Ayat ini menekankan pentingnya kejujuran dan kesaksian yang adil. Dalam konteks sportifitas, hal ini mengingatkan kita untuk selalu berlomba dengan integritas, bahkan jika itu berarti mengakui kesalahan atau kekalahan.
Seorang psikolog terkenal Albert Bandura, mengembangkan teori-evaluasi diri yang melibatkan penilaian dan evaluasi diri dalam kompetisi. Baginya, sportifitas adalah tentang self-regulation dan perilaku moral yang baik. Senada dengan Badura, pendiri Nike, Phil Knight (Nike) menekankan pentingnya semangat persaingan yang sehat, di mana sportifitas adalah komponen kunci. Ia memahami bahwa bisnis dan kompetisi dapat bersatu dalam mendukung prinsip-prinsip ini.
Kelapangan Dada dalam Menghadapi Hasil
Kelapangan dada adalah kemampuan untuk menerima hasil lomba, baik itu kemenangan atau kekalahan, dengan lapang dada dan pemahaman. Lomba MAPSI Jawa Tengah adalah kesempatan untuk mengukur sejauh mana kita bisa menjaga pikiran yang tenang dan bijaksana ketika hasil yang diinginkan tidak tercapai.
Pertanyaan yang relevan untuk refleksi pasca lomba meliputi: Bagaimana kita merespons hasil lomba? Apakah kita merasa puas dengan pencapaian kita, atau apakah kita merasa terlalu terpukul oleh kekalahan? Apakah kita mampu mengevaluasi kekurangan kita tanpa merasa terlalu terpukul oleh kritik? Apakah kita memandang hasil lomba sebagai pengalaman yang berharga yang dapat membantu kita tumbuh dan berkembang?
Pembelajaran dari Pengalaman
Setelah mengikuti MAPSI Jawa Tengah, kita memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman ini. Ini bisa menjadi peluang untuk mengevaluasi kinerja kita, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan merencanakan perbaikan untuk event-event selanjutnya.
Refleksi pasca lomba harus meliputi aspek pembelajaran seperti: Apa yang berhasil selama lomba, dan apa yang perlu diperbaiki? Apakah ada hambatan atau tantangan yang kita hadapi yang dapat menjadi pelajaran berharga? Apakah kita telah mengenali bakat, keterampilan, atau minat baru selama lomba?
Selain itu, refleksi pasca lomba juga harus mencakup pertimbangan sosial, seperti bagaimana kita berinteraksi dengan peserta lomba lainnya dalam arti yang luas, apakah kita telah menjalin hubungan yang baik, dan apakah kita telah berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan orang lain.
Rencana Masa Depan
Refleksi pasca lomba harus menjadi dasar untuk merencanakan masa depan. Bagaimana pengalaman ini dapat membantu kita tumbuh dan berkembang? Apakah kita memiliki rencana atau tujuan untuk meningkatkan keterampilan atau persiapan kita untuk event-event selanjutnya? Dengan merenung tentang hal ini, kita dapat mengarahkan upaya kita ke arah yang lebih baik dan lebih sukses di masa depan.
Lomba MAPSI Jawa Tengah adalah lebih dari sekadar kompetisi; itu adalah kesempatan untuk mengukur sportifitas dan kelapangan dada kita dalam menghadapi hasil. Refleksi pasca lomba adalah langkah penting untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan kemampuan kompetitif. Dengan menjaga sportifitas yang baik dan kelapangan dada, kita dapat meraih hasil yang baik dalam kompetisi, sambil terus tumbuh dan belajar dari setiap pengalaman. Refleksi pasca Lomba MAPSI Jawa Tengah tidak hanya bagi peserta, official, pelatih, pendamping, panitera, juri, namun juga penyelenggara sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya perbaikan pada masa-masa yang akan datang. Semoga Lomba MAPSI Jawa Tengah semakin baik dan profesional.
Ditulis oleh: Syaekudin, Ketua Umum MGMP PAI SMP Provinsi Jawa Tengah
Source :